Pernahkah anda mengatakan hal berikut? "kenapa aku harus memaafkannya? Toh dia yang salah." Atau kadang begini. "Dia nggak akan kumaafkan seumur hidupku, dia sudah benar-benar kelewatan."
Jika anda pernah mengalaminya, mungkin masih hal yang wajar. Akan tetapi, jika kalimat-kalimat dia atas sudah sangat sering anda lakukan, anda patut waspada akan kesehatan anda.
Memaafkan memang tindakan yang gampang-gampang susah. Tindakan ini didasari dengan merelakan apa yang sudah terjadi. Secara sederhana, memaafkan dapat berarti mengizinkan diri sendiri untuk bebas mempelajari masa lalu, tanpa mengungkit-ungkitnya di masa sekarang. Nah, inilah yang terkadang sulit untuk dilakukan, karena kebanyakan dari kita masih meninggikan harga diri dan gengsi.
Lalu apa hubungannya dengan kesehatan? Ternyata, memaafkan memiliki peran yang sangat penting.
Jika anda pernah mengalaminya, mungkin masih hal yang wajar. Akan tetapi, jika kalimat-kalimat dia atas sudah sangat sering anda lakukan, anda patut waspada akan kesehatan anda.
Memaafkan memang tindakan yang gampang-gampang susah. Tindakan ini didasari dengan merelakan apa yang sudah terjadi. Secara sederhana, memaafkan dapat berarti mengizinkan diri sendiri untuk bebas mempelajari masa lalu, tanpa mengungkit-ungkitnya di masa sekarang. Nah, inilah yang terkadang sulit untuk dilakukan, karena kebanyakan dari kita masih meninggikan harga diri dan gengsi.
Lalu apa hubungannya dengan kesehatan? Ternyata, memaafkan memiliki peran yang sangat penting.
1. Berdasar penelitian yang dilakukan di University of Tennessee, Dr Warren Jones, menyembunyikan amarah dan dendam dapat meningkatkan tekanan darah. Peningkatan tekanan vaskuler ini akan mengakibatkan berbgaia penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)